Sabtu, 17 November 2012

Dampak Pembangunan Arsitektur


          BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dalam rangka menghadapi zaman modern, Arsitektur memegang peranan sangat penting dalam pembangunan di dunia. Karena dengan Arsitektur lingkungan bisa tertata dan dapat mengindahkan bangunan. Oleh karena itu untuk mewujudkannya Arsitektur dapat lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan lingkungan dan lebih memperhatikan dampaknya. Apakah dalam suatu perencanaan itu sendiri telah sesuai dengan tujuan atau terjadi sebuah kesalahan dan dapat menganalisanya agar dapat mengatasi pemecahan dari masalah yang muncul.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

C.    Pemecahan Masalah
Menganalisa dari berbagai aspek arsitektur mengenai dampak dan permasalahan yang telah terjadi sehingga didapat suatu pemecahan dari masalah.

D.     Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Arsitektur dan Lingkungan serta mengetahui bagaimana dan permasalahan apa saja yang terjadi dengan adanya pembangunan dan dapat menambah ilmu bagi para pembaca.







E.      Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN   ……………………………………………………................

A.    Latar belakang ………………………………………………………………………..

B.     Rumusan Masalah ………...………………………………………………………….

C.     Pemecahan Masalah ……...…………………………………………………………..   

D.    Tujuan ……………...………………………………………………………………...

E.     Sistematika Penulisan ...….…………………………………………………..............


BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………….............


BAB III METODOLOGI ……..………………………………………………………...

A.    Metode Penelitian …………………………………………………………………...
           

BAB IV STUDI KASUS ………………………………………………………………..


BAB V PEMBAHASAN ……………………………………………………………….


BAB VI PENUTUP   …………………………………………………............................

            A. Kesimpulan …………..................................................................................................

            B. Saran – Saran ...............................................................................................................








BAB II
TINJAUAN TEORI

Pengaruh Arsitektur terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar


Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.

Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar

Pengaruh posotif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
1.      Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak  – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
2.      Memberikan dampak pada estetika bangunan
3.      Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
4.      Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
            contoh :
Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.
·         Sebagai taman hijau kota.
·         Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai batas ramah antara taman dan sekitarnya.
http://2.bp.blogspot.com/_l2C4arwaBQU/TOfOG-rva9I/AAAAAAAAAUQ/Iv_4AmUi1bo/s640/Rev+2+b_resize.jpghttp://1.bp.blogspot.com/_l2C4arwaBQU/TOfOH3SjDkI/AAAAAAAAAUU/0b6ecD-cq60/s640/Rev+2+c_resize.jpg

http://3.bp.blogspot.com/_l2C4arwaBQU/TOfOJUHAj_I/AAAAAAAAAUY/7UhCRT_7iLQ/s640/Rev+2+d_resize.jpg
 












Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan lingkunagan
  •  Ambrolnya sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang 103 meter.
 
http://3.bp.blogspot.com/_l2C4arwaBQU/TOfBoHxMcAI/AAAAAAAAAT4/OoVWkqy_1y8/s1600/jalan+ambruk.jpg

Ambrolnya jalan RE martadinata tersebut merupakan contoh dari ketidak pedulian arsitek terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang seharusnya menjadi tempat hijau (tempat penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya. yang mengjutkan lagi seharusnya di pinggir-pinggir jalanan ditanami pohin bakau agar tidak terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak ada, bagai mana tidak ambrol apabila begitu ?



·         http://3.bp.blogspot.com/_l2C4arwaBQU/TOfILn6Tj-I/AAAAAAAAAT8/F0bEyu178DI/s320/Banjir-Jakarta-3.jpg Banjirnya kota JAKARTA
Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharunya merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedung-gedung dan pemakaian plester penuh pada stiap permukaan tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air. 
Seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.






BAB III
METODOLOGI

Dalam bidang arsitektur bila membangun sesuatu itu memiliki 3 persyaratan utama yaitu Firmitas,Utilitas danVenustas.

a.       Firmitas
Firmitas yaitu kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur dan tahan terhadap gangguan apapun. Yang dimaksud adalah suatu karya tidak mudah runtuh terhadap angin, badai, ataupun gempa yang mengguncangnya. Firmitas ini lebih ditujukan kepada dasar perhitungan struktur dan juga pertimbangan- pertimbangan secara sistematis.

b.      Utilitas
Utilitas yaitu kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun dan tujuan pemakaiannya. Bisa juga disebut sebagai fungsi dalam penggunaan bangunan. Bangunan bisa dikatakan berhasil bila sarana penunjangnya juga baik dan fungsional. Dengan kata lain, karya arsitektur bisa dikatakan berfungsi jika arsitek tersebut sudah mengikuti ketentuan-ketentuan dan tata cara dalam peraturan yang sudah ada. Apabila arsitek tidak memenuhinya maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kegagalan seperti jembatan kutai kertanegara tersebut.

c.       Venustas
Venustas adalah salah satu syarat dalam pembangunan arsitektur menurut teori Vitruvius. Venustas ini mengartikan bahwa keindahan menjadi aspek penting dalam arsitek. Kalau tidak ada keindahan, bagaimana masyarakat dapat merasakan kehadiran arsitektur dalam bangunan. Keindahan yang dimaksud disini adalah rasa yang bisa dirasakan memalui 5 indra kita. Namun keindahan ini hanya bisa dirasakan pada zaman atau masanya saja atau bisa disebut keindahan formal. Bisa dibilang venustas ini merupakan style atau gaya bangunan dalam masanya. Dimana masyarakat sebagai penikmat, perasa dan yang memandang keindahan itu. Misalnya zaman dahulu bangunan Jakarta diadopsi dengan ornamen-ornamen karena dahulu masyarakat belanda menjajah Indonesia.

Dari ketiga teori tersebut apabila arsitek tidak mengikuti aturan dan tata cara perancangan yang sudah ada, maka bisa saja kegagalan arsitek dalam membangun itu terjadi lebih cepat dari yang diprediksikan. Selain itu dalam tahap pelaksanaan juga harus diperhatikan. Kalau bisa dari pra rancangan sampai tahap pembuatan.
Mendapatkan  keselarasan dari ketiga aspek diatas itu tidaklah mudah. Pengukuran, daya tahan sulit digabungkan dengan keindahan karena bisa membuat biaya pembangunan melebihi dari batas normal. 









Hal-hal yang menjadi perhatian lingkup dalam pekerjaan arsitektur adalah:

* Gunakan Optimalkan Energi
Dengan pasokan Amerika bahan bakar fosil berkurang, kekhawatiran untuk kemerdekaan energi dan meningkatkan keamanan, dan dampak dari perubahan iklim global yang timbul, adalah penting untuk mencari cara untuk mengurangi beban, meningkatkan efisiensi, dan memanfaatkan sumber daya energi terbarukan di fasilitas federal.

* Melindungi dan Menghemat Air
Di banyak negara, air bersih merupakan sumber semakin langka. Sebuah bangunan yang berkelanjutan harus mengurangi, kontrol, dan / atau mengobati limpasan situs, penggunaan air secara efisien, dan penggunaan kembali atau daur ulang air untuk digunakan di tempat, jika memungkinkan.

* Lebih baik Gunakan Produk Lingkungan
Sebuah bangunan yang berkelanjutan adalah dibuat dari bahan yang meminimalkan dampak siklus kehidupan lingkungan seperti pemanasan global, penipisan sumber daya, dan toksisitas manusia. Lingkungan bahan disukai memiliki efek mengurangi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dan berkontribusi untuk meningkatkan keselamatan pekerja dan kesehatan, kewajiban mengurangi, biaya pembuangan dikurangi, dan pencapaian tujuan lingkungan.

* Meningkatkan Kualitas Lingkungan Indoor (IEQ)
Kualitas lingkungan indoor (IEQ) dari sebuah bangunan memiliki dampak signifikan pada kesehatan penghuni, kenyamanan, dan produktivitas. Di antara atribut lain, sebuah bangunan yang berkelanjutan memaksimalkan pencahayaan; memiliki ventilasi yang tepat dan kontrol kelembaban, dan menghindari penggunaan bahan-bahan dengan emisi tinggi VOC. Selain itu, pertimbangkan ventilasi dan penyaringan untuk mengurangi kimia, biologi, dan serangan radiologi.

* Operasional dan Pemeliharaan Praktek Optimalkan
Mengingat operasi bangunan dan isu pemeliharaan selama tahap desain awal fasilitas akan memberikan kontribusi untuk lingkungan kerja yang baik, produktivitas yang lebih tinggi, energi dan biaya sumber daya, dan mencegah kegagalan sistem. Mendorong bangunan operator dan personil perawatan untuk berpartisipasi dalam tahap desain dan pengembangan untuk menjamin operasi yang optimal dan pemeliharaan gedung. Desainer dapat menentukan bahan dan sistem yang mempermudah dan mengurangi kebutuhan perawatan; membutuhkan air lebih sedikit, energi, dan bahan kimia beracun dan pembersih untuk menjaga, dan biaya-efektif dan mengurangi biaya hidup-siklus. Selain itu, fasilitas desain untuk menyertakan meter untuk melacak kemajuan inisiatif keberlanjutan, termasuk penurunan penggunaan energi dan air dan limbah, dalam fasilitas tersebut dan di situs.

Kembali ke atas Terkait Isu
Membangun ketahanan adalah kemampuan bangunan untuk terus berfungsi dan beroperasi di bawah kondisi ekstrim, seperti (tetapi tidak terbatas pada) suhu ekstrim, kenaikan permukaan laut, bencana alam, dll Seperti lingkungan binaan menghadapi efek yang akan datang dari perubahan iklim global , pemilik bangunan, desainer, dan pembangun dapat merancang fasilitas untuk ketahanan bangunan mengoptimalkan.
Membangun beradaptasi adalah kapasitas bangunan yang akan digunakan untuk menggunakan beberapa dan dalam berbagai cara sepanjang umur bangunan. Sebagai contoh, merancang sebuah bangunan dengan dinding bergerak / partisi memungkinkan user yang berbeda untuk mengubah ruang. Selain itu, menggunakan desain yang berkelanjutan memungkinkan untuk membangun untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dan kondisi.









sumber : http://www.wbdg.org/design/sustainable.php
Sumber : http://ririndina.wordpress.com/2011/11/07/teori-vitruvius-venustas/
BAB IV
STUDY KASUS
Pembangunan Gedung Olah Raga yang terdapat di Desa Batu Gajah Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu adalah Proyek Pemdakab Inhu
http://sidakpost.com/wp-content/uploads/2012/09/CAGAR-BUDAYA-DIKECAMATAN-PASIR-PENYU-DIABAIKAN-PEMKAB-INHU-150x150.jpg







BAB V
PEMBAHASAN
Studi kasus diatas adalah Proyek Pemdakab Inhu yang dianggap gagal. Bangunan yang dibuat dari beton bertulang yang sudah memakan anggaran jutaan rupiah dari APBD Inhu itu ironis sekali, kondisi disekeliling bangunannya terbengkalai sudah semak belukar dan betonnya juga berlumut.
Banyak pendapat beragam dari warga setempat yang meragukan keseriusan Pemkab Inhu untuk menyelesaikan Proyek gagal tersebut..
Sebenarnya pemerintah sebelumnya sangat mengharapkan sekali agar pembangunan yang terhenti tersebut dilanjutkan apalagi untuk kepentingan masyarakat banyak.
Tujuan pembangunan tersebut agar di Kecamatan Pasir Penyu berdiri Gedung Olah Raga dengan tujuan kedepan untuk mencari bibit- bibit generasi muda yang berbakat dibidang olah raga. Diharapkan nantinya bibit-bibit muda ini dapat mengharumkan nama daerah untuk bersaing baik di kanca Nasional dan Internasional

sumber : http://sidakpost.com/2012/bangunan-terbengkalai-sudah-puluhan-tahun-proyek-pemkab-inhu-dipertanyakan-masyarakat.html
BAB VI
PENUTUP



A.    KESIMPULAN
Dari apa yang saya jelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa konstruksi bangunan dan pengoperasian memiliki dampak langsung dan tidak langsung yang luas pada lingkungan. Bangunan menggunakan sumber daya seperti energi, air dan bahan baku, menghasilkan limbah (penghuni, konstruksi dan pembongkaran) dan memancarkan emisi atmosfer yang berpotensi membahayakan. pemilik Bangunan, perancang dan pembangun menghadapi tantangan yang unik untuk memenuhi kebutuhan untuk fasilitas baru dan direnovasi yang dapat diakses, aman, sehat, dan produktif sambil meminimalkan dampak terhadap lingkungan.


B.   SARAN

Membuat bangunan berkelanjutan dimulai dengan pemilihan lokasi yang tepat, termasuk pertimbangan penggunaan kembali atau rehabilitasi bangunan yang ada. Lokasi, orientasi, dan lansekap sebuah bangunan mempengaruhi ekosistem lokal, metode transportasi, dan penggunaan energi. Memasukkan prinsip-prinsip pertumbuhan Smart dalam proses pembangunan proyek, apakah itu sebuah gedung, kampus atau pangkalan militer. Penempatan untuk keamanan fisik merupakan isu penting dalam mengoptimalkan desain situs, termasuk lokasi jalan akses, parkir, hambatan kendaraan, dan lampu perimeter. Apakah merancang sebuah bangunan baru atau retrofitting sebuah bangunan yang ada, desain situs harus mengintegrasikan dengan desain yang berkelanjutan untuk mencapai suatu proyek yang sukses.

1 komentar: