Rabu, 10 Juni 2015

KONSERVASI ARSITEKTUR NEGARA ASEAN

Museum Bumbungan Dua Belas , Bandar Seri Begawan, BRUNEI DARUSALAM

 

Sejarah

Bangunan ini dibangun pada 1906, jauh sebelum negara ini berdiri sendiri setelah terlepas dari protektorat Inggris pada 1984.
Saat Inggris masih mendiami Brunei, bangunan ini menjadi tempat tinggal perwakilan Inggris di Brunei Darussalam. Perwakilang Inggris pertama yang datang ke Brunei, Malcolm McArthur, tercatat pernah tinggal di sini.
Bangunan ini berada tak jauh dari Kota Bandar Seri Begawan, terletak di atas bukit yang menghadap ke Kampong Ayer, lokasi tempat Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin berdiri anggun. Dikutip dari laman pelitabrunei.gov.bn, perwakilan Inggris mendiami bangunan ini sejak 1907 hingga 1984.
Saat ini, bangunan bersejarah ini diambil alih oleh pemerintah negara Brunei dan dijadikan tempat untuk pertunjukan seni dan budaya. Di dalamnya terdapat galeri, seperti museum pada umumnya.
Sejak 1984 hingga 1998, bangunan ini menjadi pusat seni dan kebudayaan di bawah pengawasan Kementerian Kebudayaan Brunei. Sejak 1998 bangunan ini beralih fungsi menjadi galeri pameran (museum) yang dikelola oleh Jabatan Muzium-Muzium, semacam UPTD di Indonesia.
Museum Bumbungan Dua Belas dipengaruhi oleh arsitektur barat yang umumnya terbuat dari material kayu langka. Masih menurut situs tersebut keaslian bentuk arsitekturnya masih terjaga sampai sekarang. Bahkan tahun 2006 lalu bangunan ini ditetapkan sebagai bangunan bersejarah yang dikeluarkan oleh Balai Pelestarian Sejarah negara setempat.



Arsitektur

Letak bangunan ini sekitar satu setengah kilometer dari Bandar Seri Begawan dan pernah ditinggali oleh Malcolm McArthur, perwakilan Inggris pertama yang datang ke Brunei. Bangunan ini selesai dibangun pada tahun 1907. 

 
Bangunannya masih kuat dan belum pernah dilakukan pemugaran, sehingga bentuk asli arsitekturnya yang unik, mungkin bisa terbilanga aneh bentuknya, menjadi nilai lebih bagi bangunan Bumbungan Dua Belas ini. 
Material dasar yang digunakan disini adalah kayu khusus yang saat ini sudah menjadi langka karena jenis kayu tersebut sudah mulai punah.






Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar