Sarinah adalah pusat perbelanjaan
setinggi 74 meter dan 15 lantai yang terletak di Menteng, Jakarta. Gedung ini mulai dibangun pada tahun
1963 dan diresmikan pada tahun 1967 oleh Soekarno. Sarinah adalah pusat
perbelanjaan modern dan juga pencakar langit pertama di Indonesia. Dilengkapi
elevator dan pendingin udara, yang merupakan fasilitas tercanggih masa itu.
Nama Sarinah berasal dari nama pengasuh Soekarno pada masa kecil dan pertama digagas
oleh Sukarno, menyusul lawatannya ke sejumlah negara yang sudah lebih dulu
memiliki pusat belanja modern. Hal ini juga dimaksudkan Soekarno untuk membuat
pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhan rakyat mendapatkan barang-barang
murah tapi dengan mutu yang bagus.
Ir. Soekarno sebagai Presiden
pertama RI yang ingin menghargai dan memulyakan nama seorang pengasuhnya yang
berasal dari kalangan bawah bernama "SARINAH", maka diabadikan sebuah
nama pada Department Store pertama di Indonesia pada tahun 1962, tahun
dicanangkan sebagai tahun berdirinya PT SARINAH (PERSERO) tepatnya tanggal 17
Agustus.
“Dialah yang mengajarku untuk mengenal
cinta-kasih, Aku tidak menyinggung pengertian jasmaniahnya bila aku menyebut
itu. Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Massa rakyat, rakyat jelata,”
ujar Bung Karno dalam biografinya yang ditulis oleh Cindy Adams, Bung Karno,
Penyambung Lidah Rakyat.
Ajaran cinta kasih yang diterima
Sukarno dari Sarinah sangat melekat hingga Sukarno dewasa dan menjabat sebagai Presiden RI.
Hal tersebut pun membawanya pada pemahaman soal kemanusiaan yang saat itu masih
dianggap tabu, yakni kesetaraan gender. Pada tahun 1947, gagasan kesetaraan
gender tersebut dituangkan dalam buku yang banyak membahas tentang pentingnya
perempuan dalam membangun negara-bangsa, yakni Sarinah.
Pada awal berdirinya Sarinah,
situasi makro ekonomi Indonesia
dalam keadaan ang sangat buruk. Oleh sebab itu Sarinah diharapkan akan menjadi
timulator, mediator dan alat distribusi ke masyarakat luas dan menjalankan
ungsinya sebagai stabilisator ekonomi, pelopor dalam pengembangan usaha
perdagangan eceran (ritel) serta berpartisipasi dalam perubahan struktur
perekonomian Indonesia.
Sesuai dengan namanya, Sarinah
telah membantu kepentingan masyarakat kecil sebagai mitra usaha. Hingga saat
ini cukup banyak mitra binaan Sarinah baik perorangan, perusahaan maupun
koperasi.
Dalam perjalanannya Sarinah juga
mengalami pasang surut. Bahkan pada tahun 1984 gedung Sarinah pernah mengalami
kebakaran. Namun karena didorong oleh keinginan untuk melayani masyarakat,
Sarinah yang telah menjadi aset nasional terus bangkkit kembali.
Sebagai mitra usaha kecil,
terutama pengerajin, Sarinah ingin berperan lebih besar dalam memperkenalkan
produk nasional ke mancanegara lewat ekspor yang semakin ditingkatkan dari
waktu kewaktu.
Namun, sayangnya, kini Sarinah
sudah bergeser jauh dari tujuan awal didirikannya. Sarinah tidak lagi
menyediakan barang-barang murah berkualitas tinggi untuk rakyat. Sarinah kini
tidak ada bedanya dengan pusat perbelanjaan-pusat perbelanjaan lainnya, yang
dipenuhi barang dan restoran dengan harga yang tidak murah. Nama “Sarinah” itu
sendiripun seakan luntur kebesaran maknanya. Masyarakat kini hanya mengenal
Sarinah sebagai salah satu nama gedung dari sekian banyak gedung di Jakarta.
Referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Sarinah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar