Sabtu, 17 November 2012

Dampak Pembangunan Arsitektur


          BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Dalam rangka menghadapi zaman modern, Arsitektur memegang peranan sangat penting dalam pembangunan di dunia. Karena dengan Arsitektur lingkungan bisa tertata dan dapat mengindahkan bangunan. Oleh karena itu untuk mewujudkannya Arsitektur dapat lebih efektif dan efisien dalam memanfaatkan lingkungan dan lebih memperhatikan dampaknya. Apakah dalam suatu perencanaan itu sendiri telah sesuai dengan tujuan atau terjadi sebuah kesalahan dan dapat menganalisanya agar dapat mengatasi pemecahan dari masalah yang muncul.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut :

C.    Pemecahan Masalah
Menganalisa dari berbagai aspek arsitektur mengenai dampak dan permasalahan yang telah terjadi sehingga didapat suatu pemecahan dari masalah.

D.     Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Arsitektur dan Lingkungan serta mengetahui bagaimana dan permasalahan apa saja yang terjadi dengan adanya pembangunan dan dapat menambah ilmu bagi para pembaca.







E.      Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN   ……………………………………………………................

A.    Latar belakang ………………………………………………………………………..

B.     Rumusan Masalah ………...………………………………………………………….

C.     Pemecahan Masalah ……...…………………………………………………………..   

D.    Tujuan ……………...………………………………………………………………...

E.     Sistematika Penulisan ...….…………………………………………………..............


BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………………….............


BAB III METODOLOGI ……..………………………………………………………...

A.    Metode Penelitian …………………………………………………………………...
           

BAB IV STUDI KASUS ………………………………………………………………..


BAB V PEMBAHASAN ……………………………………………………………….


BAB VI PENUTUP   …………………………………………………............................

            A. Kesimpulan …………..................................................................................................

            B. Saran – Saran ...............................................................................................................








BAB II
TINJAUAN TEORI

Pengaruh Arsitektur terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar


Seorang arsitek, adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan.
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.

Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.

Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar

Pengaruh posotif pekerjaan arsitek terhadap lingkungan
1.      Memperhatikan hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak  – dampak negatif yang ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green design.
2.      Memberikan dampak pada estetika bangunan
3.      Dapat memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
4.      Memperhatikan kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang tercipta.
            contoh :
Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.
·         Sebagai taman hijau kota.
·         Pembuatan the "Artificial Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk membantu mengumpulkan air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai batas ramah antara taman dan sekitarnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7-Q8nNXC9jIPCySuMIBu2Z-qyYi9KMTOLXXhen-9clBpP8ju0FgMLoL4m5tBdKYK0OE0rslWfPPtKGYNvYoQ8R7nOFa_6NBgZL9p7GX-mr2HZAjBcxJ0GVSh5Vd_MZQHoCezRxmG_Xdc/s640/Rev+2+b_resize.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHerR2CEjl7_j767XR3uqUus9qsAKBM3r34HxUBcQY9rrPjiBRht_yZiIAZjt2q0DCV01TPfG579XdIEkCTjzk9suqzMm_6R39BlU15RORQUa0T_MwpwPYDfEg8Ib05SPUoDXfwz1qiNM/s640/Rev+2+c_resize.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsXdk8csbshEMBCmRGHRzjIBvWDFcmipzvAEwa9HKiSSsCPp5lrYhCoOn7MCZoQ8DdG00rt7MCVhuCi_VNFC2si_VoCulkEXBtZQV92zLJDg0deZqhT_K_vKNaikoAphkKst3nWXbD_YI/s640/Rev+2+d_resize.jpg
 












Pengaruh buruk dari pekerjaan arsitek yang tidak memperdulikan lingkunagan
  •  Ambrolnya sisi utara jalan raya RE Martadinata sepanjang 103 meter.
 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjeDgSyIlgET9JgEZsJ-B5t9_7UtWW9SR4z1Mu3fF0oIDmdV4TD-ObE7SH5XfH7ZAytZ2Wti5Gr0LwUloQVm3OtOw85YCJianOPV0KzYQ1GNuam5zQgAdZgcp2BC1r7-g5rI3mzAZp8Yps/s1600/jalan+ambruk.jpg

Ambrolnya jalan RE martadinata tersebut merupakan contoh dari ketidak pedulian arsitek terhadap lingkungan sekitarnya, daerah yang seharusnya menjadi tempat hijau (tempat penanaman pohon bakau) dijadikan jalan raya. yang mengjutkan lagi seharusnya di pinggir-pinggir jalanan ditanami pohin bakau agar tidak terjadi abrasi terhadap tanah tapi ini tidak ada, bagai mana tidak ambrol apabila begitu ?



·         https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi5FJuy96AQYizqq6KCRVF-734SWKCY1Wb5lORtvXNhEt2LcXYGzw9B_EIX3TB8dFu6mkzahhpKoRTyRVkHwBQsqJegFca_TaXC6irLwMw1ZxXFYZEjDY9kkJvMTFloEKujX5_RoEFT_VM/s320/Banjir-Jakarta-3.jpg Banjirnya kota JAKARTA
Banjirnya kota jakarta merupakan akibat dari sitem pembangunan-pembangunan di jakarta yang tidak memikirkan lingkungan, hal tersebut marupakan akibat dari lingkungan yang seharunya merupakan daerah hijau di jadikan menjadi gedung-gedung dan pemakaian plester penuh pada stiap permukaan tanah di kota jakarta sehingga tidak adanya tempat lagi untuk resapan air. 
Seharusnya untuk jalan pejalan kaki tidak perlu menggunakan plester melainkan menggunakan bata konblok agar air dapat meresap ke tanah.






BAB III
METODOLOGI

Dalam bidang arsitektur bila membangun sesuatu itu memiliki 3 persyaratan utama yaitu Firmitas,Utilitas danVenustas.

a.       Firmitas
Firmitas yaitu kekuatan, kekokohan dan daya tahan sebuah karya arsitektur dan tahan terhadap gangguan apapun. Yang dimaksud adalah suatu karya tidak mudah runtuh terhadap angin, badai, ataupun gempa yang mengguncangnya. Firmitas ini lebih ditujukan kepada dasar perhitungan struktur dan juga pertimbangan- pertimbangan secara sistematis.

b.      Utilitas
Utilitas yaitu kecocokan antara sebuah karya arsitektur ketika selesai dibangun dan tujuan pemakaiannya. Bisa juga disebut sebagai fungsi dalam penggunaan bangunan. Bangunan bisa dikatakan berhasil bila sarana penunjangnya juga baik dan fungsional. Dengan kata lain, karya arsitektur bisa dikatakan berfungsi jika arsitek tersebut sudah mengikuti ketentuan-ketentuan dan tata cara dalam peraturan yang sudah ada. Apabila arsitek tidak memenuhinya maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi kegagalan seperti jembatan kutai kertanegara tersebut.

c.       Venustas
Venustas adalah salah satu syarat dalam pembangunan arsitektur menurut teori Vitruvius. Venustas ini mengartikan bahwa keindahan menjadi aspek penting dalam arsitek. Kalau tidak ada keindahan, bagaimana masyarakat dapat merasakan kehadiran arsitektur dalam bangunan. Keindahan yang dimaksud disini adalah rasa yang bisa dirasakan memalui 5 indra kita. Namun keindahan ini hanya bisa dirasakan pada zaman atau masanya saja atau bisa disebut keindahan formal. Bisa dibilang venustas ini merupakan style atau gaya bangunan dalam masanya. Dimana masyarakat sebagai penikmat, perasa dan yang memandang keindahan itu. Misalnya zaman dahulu bangunan Jakarta diadopsi dengan ornamen-ornamen karena dahulu masyarakat belanda menjajah Indonesia.

Dari ketiga teori tersebut apabila arsitek tidak mengikuti aturan dan tata cara perancangan yang sudah ada, maka bisa saja kegagalan arsitek dalam membangun itu terjadi lebih cepat dari yang diprediksikan. Selain itu dalam tahap pelaksanaan juga harus diperhatikan. Kalau bisa dari pra rancangan sampai tahap pembuatan.
Mendapatkan  keselarasan dari ketiga aspek diatas itu tidaklah mudah. Pengukuran, daya tahan sulit digabungkan dengan keindahan karena bisa membuat biaya pembangunan melebihi dari batas normal. 









Hal-hal yang menjadi perhatian lingkup dalam pekerjaan arsitektur adalah:

* Gunakan Optimalkan Energi
Dengan pasokan Amerika bahan bakar fosil berkurang, kekhawatiran untuk kemerdekaan energi dan meningkatkan keamanan, dan dampak dari perubahan iklim global yang timbul, adalah penting untuk mencari cara untuk mengurangi beban, meningkatkan efisiensi, dan memanfaatkan sumber daya energi terbarukan di fasilitas federal.

* Melindungi dan Menghemat Air
Di banyak negara, air bersih merupakan sumber semakin langka. Sebuah bangunan yang berkelanjutan harus mengurangi, kontrol, dan / atau mengobati limpasan situs, penggunaan air secara efisien, dan penggunaan kembali atau daur ulang air untuk digunakan di tempat, jika memungkinkan.

* Lebih baik Gunakan Produk Lingkungan
Sebuah bangunan yang berkelanjutan adalah dibuat dari bahan yang meminimalkan dampak siklus kehidupan lingkungan seperti pemanasan global, penipisan sumber daya, dan toksisitas manusia. Lingkungan bahan disukai memiliki efek mengurangi terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dan berkontribusi untuk meningkatkan keselamatan pekerja dan kesehatan, kewajiban mengurangi, biaya pembuangan dikurangi, dan pencapaian tujuan lingkungan.

* Meningkatkan Kualitas Lingkungan Indoor (IEQ)
Kualitas lingkungan indoor (IEQ) dari sebuah bangunan memiliki dampak signifikan pada kesehatan penghuni, kenyamanan, dan produktivitas. Di antara atribut lain, sebuah bangunan yang berkelanjutan memaksimalkan pencahayaan; memiliki ventilasi yang tepat dan kontrol kelembaban, dan menghindari penggunaan bahan-bahan dengan emisi tinggi VOC. Selain itu, pertimbangkan ventilasi dan penyaringan untuk mengurangi kimia, biologi, dan serangan radiologi.

* Operasional dan Pemeliharaan Praktek Optimalkan
Mengingat operasi bangunan dan isu pemeliharaan selama tahap desain awal fasilitas akan memberikan kontribusi untuk lingkungan kerja yang baik, produktivitas yang lebih tinggi, energi dan biaya sumber daya, dan mencegah kegagalan sistem. Mendorong bangunan operator dan personil perawatan untuk berpartisipasi dalam tahap desain dan pengembangan untuk menjamin operasi yang optimal dan pemeliharaan gedung. Desainer dapat menentukan bahan dan sistem yang mempermudah dan mengurangi kebutuhan perawatan; membutuhkan air lebih sedikit, energi, dan bahan kimia beracun dan pembersih untuk menjaga, dan biaya-efektif dan mengurangi biaya hidup-siklus. Selain itu, fasilitas desain untuk menyertakan meter untuk melacak kemajuan inisiatif keberlanjutan, termasuk penurunan penggunaan energi dan air dan limbah, dalam fasilitas tersebut dan di situs.

Kembali ke atas Terkait Isu
Membangun ketahanan adalah kemampuan bangunan untuk terus berfungsi dan beroperasi di bawah kondisi ekstrim, seperti (tetapi tidak terbatas pada) suhu ekstrim, kenaikan permukaan laut, bencana alam, dll Seperti lingkungan binaan menghadapi efek yang akan datang dari perubahan iklim global , pemilik bangunan, desainer, dan pembangun dapat merancang fasilitas untuk ketahanan bangunan mengoptimalkan.
Membangun beradaptasi adalah kapasitas bangunan yang akan digunakan untuk menggunakan beberapa dan dalam berbagai cara sepanjang umur bangunan. Sebagai contoh, merancang sebuah bangunan dengan dinding bergerak / partisi memungkinkan user yang berbeda untuk mengubah ruang. Selain itu, menggunakan desain yang berkelanjutan memungkinkan untuk membangun untuk beradaptasi dengan lingkungan yang berbeda dan kondisi.









sumber : http://www.wbdg.org/design/sustainable.php
Sumber : http://ririndina.wordpress.com/2011/11/07/teori-vitruvius-venustas/
BAB IV
STUDY KASUS
Pembangunan Gedung Olah Raga yang terdapat di Desa Batu Gajah Kecamatan Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu adalah Proyek Pemdakab Inhu
http://sidakpost.com/wp-content/uploads/2012/09/CAGAR-BUDAYA-DIKECAMATAN-PASIR-PENYU-DIABAIKAN-PEMKAB-INHU-150x150.jpg







BAB V
PEMBAHASAN
Studi kasus diatas adalah Proyek Pemdakab Inhu yang dianggap gagal. Bangunan yang dibuat dari beton bertulang yang sudah memakan anggaran jutaan rupiah dari APBD Inhu itu ironis sekali, kondisi disekeliling bangunannya terbengkalai sudah semak belukar dan betonnya juga berlumut.
Banyak pendapat beragam dari warga setempat yang meragukan keseriusan Pemkab Inhu untuk menyelesaikan Proyek gagal tersebut..
Sebenarnya pemerintah sebelumnya sangat mengharapkan sekali agar pembangunan yang terhenti tersebut dilanjutkan apalagi untuk kepentingan masyarakat banyak.
Tujuan pembangunan tersebut agar di Kecamatan Pasir Penyu berdiri Gedung Olah Raga dengan tujuan kedepan untuk mencari bibit- bibit generasi muda yang berbakat dibidang olah raga. Diharapkan nantinya bibit-bibit muda ini dapat mengharumkan nama daerah untuk bersaing baik di kanca Nasional dan Internasional

sumber : http://sidakpost.com/2012/bangunan-terbengkalai-sudah-puluhan-tahun-proyek-pemkab-inhu-dipertanyakan-masyarakat.html
BAB VI
PENUTUP



A.    KESIMPULAN
Dari apa yang saya jelaskan diatas, dapat disimpulkan bahwa konstruksi bangunan dan pengoperasian memiliki dampak langsung dan tidak langsung yang luas pada lingkungan. Bangunan menggunakan sumber daya seperti energi, air dan bahan baku, menghasilkan limbah (penghuni, konstruksi dan pembongkaran) dan memancarkan emisi atmosfer yang berpotensi membahayakan. pemilik Bangunan, perancang dan pembangun menghadapi tantangan yang unik untuk memenuhi kebutuhan untuk fasilitas baru dan direnovasi yang dapat diakses, aman, sehat, dan produktif sambil meminimalkan dampak terhadap lingkungan.


B.   SARAN

Membuat bangunan berkelanjutan dimulai dengan pemilihan lokasi yang tepat, termasuk pertimbangan penggunaan kembali atau rehabilitasi bangunan yang ada. Lokasi, orientasi, dan lansekap sebuah bangunan mempengaruhi ekosistem lokal, metode transportasi, dan penggunaan energi. Memasukkan prinsip-prinsip pertumbuhan Smart dalam proses pembangunan proyek, apakah itu sebuah gedung, kampus atau pangkalan militer. Penempatan untuk keamanan fisik merupakan isu penting dalam mengoptimalkan desain situs, termasuk lokasi jalan akses, parkir, hambatan kendaraan, dan lampu perimeter. Apakah merancang sebuah bangunan baru atau retrofitting sebuah bangunan yang ada, desain situs harus mengintegrasikan dengan desain yang berkelanjutan untuk mencapai suatu proyek yang sukses.

Rabu, 17 Oktober 2012

Peranan dan Penggunaan Teknologi Digital dalam Proses Disain Arsitektur

Dani Hermawan, ST., M.Arch

Pendahuluan
Pada saat ini, perkembangan teknologi digital telah berkembang secara pesat di berbagai bidang. Tidak bisa dipungkiri lagi, profesi arsitek telah terpengaruh dan mengalami perkembangan secara progresif dalam mempergunakan teknologi digital untuk membantu proses desain arsitektur hingga ke tahap pembangunan. Lebih jauh lagi, penggunaan teknologi digital telah memungkinkan arsitek untuk melakukan innovasi desain arsitektur yang kompleks ditinjau dari segi bentuk, struktur, fungsi, material dan lingkungan.

Peran teknologi digital dalam arsitektur – model 3d digital
Arsitek sebagai desainer lingkungan binaan tentunya merupakan profesi yang harus mempertimbangkan desain arsitektur dari aspek-aspek kompleks seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Penggunaan teknologi digital secara umum di Indonesia saat ini masi populer sebatas visualisasi model 3d virtual/digital. Dengan keterbatasan yang ada, potensi penggunaan teknologi digital dalam bidang arsitektur masih belum sepenuhnya teraplikasikan. Menurut  Szalapaj (2005) beberapa peran dari penggunan teknologi digital dalam bidang arsitektur adalah sebagai berikut :
  • Sebagai alat bantu merepresentasikan desain arsitektur
  • Sebagai alat bantu simulasi
  • Sebagai alat bantu evaluasi
  • Sebagai jembatan antara proses perancangan ke tahap konstruksi
  • Sebagai penerjemah informasi digital ke dalam proses manufacturing/pembangunan
Mengacu dari perannya di atas, maka analisa, eksplorasi, simulasi dan applikasi desain arsitektur dapat dilakukan oleh desainer pada tahapan proses desain arsitektur, dari mulai desain konseptual hingga proses konstruksi. Di mana gubahan desain arsitektur tersebut termanifestasikan dalam gubahan geometri berupa 3 dimensi model digital pada ruang virtual.

Model 3d digital sebagai alat bantu merepresentasikan desain arsitektur
Computer aided design (CAD)/Computer-aided architectural design (CAAD) adalah salah satu bentuk applikasi teknologi computer untuk merancang objek virtual. Brown dan Marteens (2005) menjelaskan bahwa CAD/CAAD dapat berupa gubahan geometry 2 dimensi (vector drawing)  maupun 3 dimensi (solid dan surface) dimana gubahan geometrik tersebut tidak hanya  sebuah bentuk tetapi juga mengandung informasi lain seperti proses, dimensi dan material yang mengacu pada suatu konvensi tertentu.
Salah satu keuntungan dari penggunaan CAD dalam merepresentasikan desain arsitektur adalah terangkumnya informasi desain arsitektur dalam bentuk model 3 dimensi digital yang mencakup sketsa konvensional dan model fisik (maket) dalam satu paket lingkungan virtual/digital.
Di samping itu beberapa aspek desain seperti struktur, material, dimensi dan properti lainnya dapat diintegrasikan ke dalam pembuatan real time bentuk model 3d digital secara parametrik. Hal ini memberikan kemudahan bagi arsitek dalam membangun geometri dari desain arsitekturnya melalui parameter yang dijadikan input ke dalam applikasi CAD. Sehingga bentuk geometri dapat diubah tanpa harus mengulang proses pembuatannya, melainkan dengan hanya memberikan input yang berbeda kepada parameter dasar yang membangun geometri tersebut.
Perancangan parametrik dikembangkan lebih lanjut untuk membantu para arsitek dalam mengembangkan/mencapai eksplorasi dan aplikasi dari bentuk-bentuk geometri yang kompleks. Salah satu  proses desain yang muncul dari aplikasi CAD parametrik ini di antaranya, metoda generative design/generative algorithm yang akan dibahas lebih dalam pada bagian selanjutnya.
Lanjutan Model 3d digital sebagai alat bantu simulasi, analisa dan evaluasi
Sebagai lanjutan dari applikasi model 3d digital dalam memenuhi kebutuhan simulasi, analisa dan evaluasi, arsitek dapat mempergunakan applikasi Finite Element Methods (FEM) atau Finite Element Analysis (FEA). Applikasi FEM/FEA adalah suatu teknik numerik yang membantu mengevaluasi menganalisa persamaan matematik dari sebuah perilaku kompleks dari suatu geometri (seperti kelenturan, kekakuan, tekananan, fluida) yang memberikan output berupa angka atau visualisasi perilaku tersebut dengan indikator tertentu (seperti warna, garis dst)1 .







FEM/FEA memungkinkan para arsitek untuk melakukan simulasi pada desainnya dengan maksud mencapai desain yang efektif, efisien dan optimal sebelum desain diimplementasikan dalam gubahan real atau proses manufaktur dengan menghasilkan virtual prototype.

Lanjutan Model 3d digital sebagai jembatan proses perancangan ke tahap konstruksi dan penerjemah informasi digital untuk proses manufaktur/pembangunan
Pada tahap lanjutan dari applikasi model 3d digital menuju tahap konstruksi dan manufaktur, arsitek dapat mempergunakan aplikasi Computer-aided Manufacture (CAM). Applikasi ini  bertujuan untuk mencapai efisiensi dan efektifitas dalam proses produksi dari komponen-komponen desain dengan tingkat kepresisian dari dimensi dan kosistensi material. Applikasi CAM ini dapat dirasakan manfaatnya secara signifikan dalam penggunaan material-material fabrikasi.

Secara umum, piranti lunak CAD telah mengakomodir kebutuhan akan applikasi CAM melalui tersedianya output  tipe file seperti  stereolithogtaphy (STL) dan Initial Graphics Exchange Specifications (IGES). Kedua format file tersebut menerjemahkan geometri dari desain ke dalam mesin cetak/prototype/CNC sehingga mesin tersebut dapat mencetak permukaan terluar geometri2.

Eksplorasi, simulasi dan analisa geometri dalam proses desain arsitektur melalui metoda Generative Algorithm

Seperti kita ketahui, para arsitek selalu berusaha untuk melakukan inovasi dan mengeksplorasi bentuk geometri untuk dapat diaplikasikan dalam desain arsitektur yang dirancangnya. Gubahan-gubahan geometri yang kompleks, seperti yang terlihat pada alam, sulit dilakukan secara manual. Untuk mencapai gubahan geometri yang kompleks tentunya perlu mempergunakan alat bantu, dalam hal ini CAD, yang dapat membantu arsitek untuk  “melahirkan”, mengeksplorasi, menyimulasikan, menganalisa dan mengontrol elemen-elemen/komponen-komponen gubahan geometrik  yang kompleks tersebut secara proporsional untuk diterapkan pada disain arsitektur3. Metoda Generative Algorithm dalam piranti CAD dapat menjadi salah satu metoda yang mengakomodir kebutuhan tersebut.
Menurut Khabazi (2009), pada Generative algorithm, selain menggambar/membuat objek 3d digital, desainer dituntut untuk memahami aspek-aspek dasar geometri (umumnya matematika geometri) yang akan ditranslasikan ke dalam bentuk parameter angka atau persamaan matematik . Angka dan persamaan matematik tersebut  menjadi langkah-langkah atau satu set aturan (algorithm) untuk membuat objek dalam ruang virtual. Satu objek yang terbentuk dari algorithm ini selanjutnya akan menjadi input dasar atau bahkan bentuk dasar yang dikenakan algorithm tersebut untuk menghasilkan bentuk selanjutnya. Proses ini dikenal sebagai proses “algorithmic”.  Sehingga setiap komponen/bentuk yang ter-generate dari proses ini akan saling terhubung satu sama lain dan parameter yang menjadi generatornya.
Pada titik di mana proses algorithmic tersebut sukses membentuk gubahan geometri yang diharapkan, desainer dapat dengan mudah mengkontrol komponen-komponen yang ada untuk melakukan modifikasi dengan merubah parameter-parameternya.  Sehingga proses eksplorasi, analisa, simulasi dan evaluasi dapat berlanjut secara simultan.
Maka dapat dilihat perbedaannya, apabila arsitek mempergunakan cara konvensional untuk mencapai gubahan geometri yang kompleks, tentunya akan mengkonsumsi waktu yang lebih lama dan sumber daya yang lebih banyak.
Mengacu pada cara ini, adalah sangat mungkin untuk mendapat banyak alternatif desain arsitektur yang akan mengarah pada satu solusi desain arsitektur . Dan sebagai tambahan, arsitek dapat melakukan eksplorasi desain sekaligus memahami proses fabrikasi dan aplikasinya yang pada akhirnya disempurnakan dengan penggunaan aplikasi FEM dan CAM.
































Kesimpulan
Perkembangan alat bantu berupa aplikasi CAD, FEM, CAM dan penggunaan metoda Generative Design dalam proses desain arsitektur bertujuan untuk membantu arsitek dalam mendapatkan solusi desain yang terbaik.  Aplikasi dan metoda tersebut membantu dapat berfungsi sebagai katalis dalam proses desain arsitektur.
Daftar Pustaka
  • Architectural Design. (2008). “Versatility and Vicissitude”. John Willey and Sons Ltd.
  • Hermawan, Dani (2008). Dokumentasi Kompetisi Taman BMW Jakarta.
  • Hensel, Michael and Achim Menges (2008). “Morpho-ecologies”. Architectural Association.
  • Khabazi, Mohammad (2009). Algorithmic Modelling with Grasshopper.
  • Materns, Bob and Andre Brown (2005). Computer Aided Architectural Design Future2005. Springer
  • Szalapaj, Peter (2005). Contemporary Architecture and the Digital Design Process. Architectural Press.
  • Sang Min Park, Mahjoub Elnimeiri, David C. Sharpe, Robert J. Krawczyk (2004) Tall Building Form Generation by Parametric Design Process., Illinois Institute of Technology
  • Team 23 (2008). Dokumentasi Tim 23 untuk Kompetisi Taman BMW Jakarta.
  • Terzidis, Kostas (2006). Algorithmic Architecture.Architectural Press
  • www.wikipedia.org
  • www.youtube.com
Keterangan Kutipan
  1. Architectural Design. (2008). “Versatility and Vicissitude” p 20-23
  2. Ibid
  3. Khabazi, Mohammad (2009). “Algorithmic Modelling with Grasshopper”
Keterangan Gambar
Keterangan ini dibuat berdasarkan urutan kemunculan gambar dari atas hingga ke bawah
  1. BMW Welt, München, Jerman (2008) oleh Coop Himmelb(l)au
    (http://rosemarycarres.wordpress.com/2009/08/30/touching-my-soft-velvet-skin/)
  2. BMW Welt, München, Jerman (2008) oleh Coop Himmelb(l)au
    (http://www.core.form-ula.com/2007/12/06/bmw-welt/)
  3. Visualisasi 3d digital BMW Welt, München, Jerman (2008) oleh Coop Himmelb(l)au
    (http://www.automotoportal.com/article/The_BMW_Welt_-_A_masterpiece_of_architecture)
  4. 3d digital dari struktur BMW Welt yang menyimulasikan konstruksi „double cone“ dan
    „folding facade“ dengan bantuan aplikasi CAD
    (“Versatility and Vicissitude”, Architectural Design, March 2008, hal. 22)
  5. Perilaku konstruksi yang ditampilkan oleh aplikasi FEM/FEA atas simulasi
    konstruksi „double cone“ dan  „folding facade“ pada bangunan BMW Welt
    (“Versatility and Vicissitude”, Architectural Design, March 2008, hal. 22)
  6. 3d digital dari struktur BMW Welt yang menyimulasikan konstruksi „double cone“ dan
    „folding facade“ dengan bantuan aplikasi CAD
    (“Versatility and Vicissitude”, Architectural Design, March 2008, hal. 22)
  7. Proses konstruksi „double cone“ dan  „folding facade“ pada bangunan
    BMW Welt, München, Jerman (2008) oleh Coop Himmelb(l)au
    (“Versatility and Vicissitude”, Architectural Design, March 2008, hal. 20)
  8. Contoh eksplorasi bentuk geometri yang diambil dari sosok “pecahan balon air”. Sosok yang terlihat dalam
    rekaman proses tersebut menjadi konsep bentuk  fasad bangunan stadion utama Kompetisi taman BMW, Jakarta.
    Sumber video: http://www.youtube.com/watch?v=TdMIsCF_7p0.
    (Dokumentasi Team 23: Dani H, Anindhita S, Masrul, Zulkifli, Nicko. Agustus 2008)
  9. Proses penerjemahan sosok “pecahan balon air” ke dalam algoritma/rangkaian langkah secara parametrik
    mempergunakan alat bantu perancangan generative pada piranti luank Rhino Ceros
    (Dokumentasi Team 23: Dani H, Anindhita S, Masrul, Zulkifli, Nicko. Agustus 2008)
  10. Tampilan parametrik Grasshopper (alat bantu perancangan generatif) yang terintegrasi
    dengan piranti lunak Rhino Ceros 4.0. Melalui GUI (Graphic User Interface) parametrik ini,
    pengguna dapat mengubah/memofikasi gubahan geometri dengan merubah parameter yang ada.
    (Dokumentasi Dani H untuk 23 Kompetisi Taman BMW, 2008)
  11. Rancangan algoritma pen-generate geometri fasad stadion secara keseluruhan.
    (Dokumentasi Dani H team 23 Kompetisi Taman BMW, 2008)
  12. Visualisasi model 3d digital rancangan geometri fasad stadion sepak bola taman BMW.
    Geometri bentuk fasad merupakan hasil dari penggunaan metoda „generative design“.
    (Dokumentasi team 23 Kompetisi Taman BMW, 2008)

Sumber : http://www.iaijabar.org/ruang-publikasi/1237-teknologi-digital-disain-arsitektur.html

Aspek Teknologi dalam Arsitektur

Dalam proses penciptaannya arsitektur meramu unsur-unsur seni, sains/teknologi, manusia, material, politik dan uang.

Oleh karena itu berikut adalah macam - macam aspek teknologi dalam Arsitektur :

1. Teknologi Material

Semakin maju teknik pengolahan bahan, teknik perlakuan bahan serta penemuan material-material baru sangat berpengaruh pada proses dan produk karya arsitektur.

2. Teknologi Struktur  dan Rekayasa Perhitungannya

Dengan ditemukannya pendekatan pendekatan matematis baru dalam perhitungan kekuatan bahan dan sistem struktur, hasil karya arsitektur menjadi semakin beragam dan pemanfaatan bahan secara lebih efisien. Teknologi struktur ini memiliki keterkaitan timbal balik dengan teknologi material.

3. Teknologi Peralatan dan Mesin

Dengan ditemukannya teknologi transportasi vertikal, teknologi penghawaan serta mesin mesin utilitas lainnya, memungkinkan diciptakannya karya-karya arsitektur yang kompleks maupun gedung-gedung pencakarlangit.

Ditemukan pula software komputer untuk perhitungan strurktur, utilitas yang sangat membantu untuk menghitung, dan mengambil keputusan perencanaan sekompleks apapun secara cepat.

4. Teknologi Pelaksanaan

Dengan berkembangnya sistem rekayasa konstruksi, memungkinkan pembangunan pencakar langit secara cepat, pemanfaatan ruang-ruang bawah tanah secara efektif.


Referensi : Google, Universtas Gunadarma

Sabtu, 16 Juni 2012

Merancang Bangunan Tahan Gempa


Indonesia adalah negara yang termasuk dalam negara yang rawan dengan gempa. Bencana alam yang terjadi dibeberapa negara di dunia seolah mengingatkan kembali tentang pentingnya mendirikan bangunan tahan gempa.

Frekuensi gempa di Indonesia cukup tinggi. Untuk mengurangi timbulnya kerusakan bangunan akibat gempa, sudah semestinya bangunan yang ada di Indonesia termasuk rumah tinggal dibangun dengan memperhitungkan kemungkinan adanya gempa.

Sebenarnya yang dimaksud dengan bangunan tahan gempa bukan berarti bangunan itu tidak akan rubuh bila ada gempa. Bangunan dapat disebut tahan gempa bila saat terjadi gempa ringan, bangunan tersebut tidak mengalami kerusakan secara struktural maupun kerusakan pada elemen-elemen bangunannya. Pada gempa besar, bangunan boleh saja rusak, asalkan tidak membahayakan penghuni di dalam bangunan. Setidaknya, penghuni punya waktu untuk dapat menyelamatkan diri sebelum bangunan runtuh.

Peneliti geoteknologi dan paleoseismologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Eko Yulianto mengatakan pentingnya bangunan tahan gempa di Indonesia. Bangunan terutama rumah yang tepat dapat mengurangi resiko keselamatan.

Eko menyebutkan untuk merancang rumah tahan gempa bisa dengan merancang bangunan tidak permanen atau benar-benar kokoh tapi tentunya biaya yang dikeluarkan untuk membangun bangunan lebih mahal.

Namun, bagi kebanyakan orang yang tak cukup biaya mendesain banguna yang kuat tahan gempa, Eko juga menyebutkan ada beberapa cara untuk meminimalkan resiko kematian. Masyarakat dapat membangun dengan konstruksi yang simetris atau berbentuk kotak. “Kolom betonnya dibuat simetris karena akan lebih kuat strukturnya,” katanya.

Tak kalah penting, unsur struktur bangunan seperti kolom rumah dan slope diperkuat sementara unsure non struktur dibuat seringan mungkin. “Seringkali orang memandang tembok sebagai unsur struktur, padahal bukan. Tembok fungsinya sebagai penutup. Dalam beberapa kasus, tembok yang dibuat berat malah menjadi pembunuh saat gempa terjadi karena menimpa orang yang didalam rumahnya,” paparnya.

Di Jepang, kata Eko, kebanyakan bangunan dibuat semi permanen dimana partisinya dibuat dengan bahan ringan seperti bubur kertas, kayu, styrofoam. “Mungkin kalau di Indonesia bisa dipakai bambu atau kawat yang diperkuat baru nanti dirancang seolah-olah seperti tembok. Ketika guncangan terjadi, rancangan ini tidak terlalu mengancam,” ujarnya.


Lalu untuk membangun slope diagonal, yang menghubungkan antartiang rumah, sebaiknya dibuat lebih lemah daripada tiangnya. Menurut Eko, ketika terjadi guncangan karena gempa, slope yang lebih berat akan mengalami patah di tengah dan menyebabkan kerusakan bangunan.

Selain itu beberapa tip berikut juga dapat meminimalkan terjadi korban yang disebabkan kerusakan bangunan.

  1. Pondasi harus dibuat diatas tanah keras yang stabil. Pengecekan tanah yang saksama diperlukan untuk proses ini. Jangan abaikan pembuatan sloof, yang berfungsi mengikat pondasi.

  1. Gunakan material yang ringan. Semakin ringan, kerusakan yang ditimbulkan akan semakin kecil. Untuk dinding, gunakan panel gypsum atau beton ringan, bahkan bambu. Sebagai rangkanya dapat digunakan kayu atau baja ringan. Sementara itu, untuk penutup atap sebaiknya gunakan genteng metal dengan rangka atap baja ringan atau kayu kering.


  1. Buat denah rumah sesederhana mungkin. Denah yang simetris juga memperkecil resiko kerusakan. Jika ada yang bersambung, misalnya denah membentuk T atau L, buat delatasi atau pemisah struktur di antara pertemuan massa bangunan.

  1. Tambahkan kolom praktis pada setiap 12 m² pada dinding, sebagai penguat. Ikat kolom ini ke sloof pada bagian bawah dan ke ringbalok pada bagian atas.


  1. Kolom juga harus dipasangi tulangan sengkang dengan jarak dan jumlah yang sesuai dengan perhitungan untuk menahan beban gempa. Untuk rumah 2 lantai, jarak antarsengkang cukup 20 cm. Untuk bagian ujung pertemuan antara kolom dan balok, jarak sengkang harus lebih rapat lagi.

  1. Intinya, jangan berhemat di struktur saat bangun rumah. Sementara untuk bagian lain, misalnya finishing, menghabiskan dana lebih banyak dibandingkan struktur. Padahal dari alokasi biaya, untuk struktur hanya 20-25% dari total biaya pembangunan.   


sumber : wartakota, kompasklasika

Mengembalikan Motivasi Diri

Pernahkah Anda berada di dalam situasi yang kurang menyenangkan? Semua hal terasa datar serta semangat mulai hilang. Ini waktunya Anda harus mengembalikan motivasi diri. Ini caranya !

1. Temukan tujuan
Salah satu cara cepat memotivasi diri adalah kembali memiliki tujuan. Coba buat daftar hal-hal yang ingin Anda capai dalam waktu dekat. Keinginan itu akan kembali memotivasi diri Anda.

2. Cari inspirasi
Setelah tujuan ditentukan, kini carilah jalan untuk mencapainya. Misal, jika Anda ingin bentuk perut menjadi langsing, coba cari ide dari selebritas pujaan yang berhasil membentuk badannya. Inspirasi akan membuat Anda makin bersemangat.

3. Minta dukungan
Motivasi akan terus berjalan baik jika Anda berada di dalam lingkungan yang mendukung. Misalnya jika Anda bertekad mendapatkan peringkat terbaik di sekolah, maka lingkungan yang terbaik adalah murid-murid yang berprestasi. Jika Anda bertekad memberikan ASI eksklusif untuk anak, maka lingkungan terbaik adalah ibu-ibu menyusui, bukan yang memberikan anaknya susu formula. Lingkungan yang tepat akan memberikan semangat jika suatu saat tekad yang Anda miliki memudar.

4. Jangan ekstrem
Jangan memasang target keberhasilan terlalu tinggi. Mulailah dari langkah kecil. Tujuannya agar Anda tak cepat kecewa. Memasang target terlalu tinggi lalu mengalami kegagalan, akan mengembalikan Anda ke posisi awal. Lebih baik capai keberhasilan tersebut perlahan namun pasti.

5. Fokus
Fokus pada tujuan dapat membantu Anda menjaga motivasi agar tak kembali hilang. Selain itu fokus juga akan membantu Anda mencapai tujuan.

6. Sabar
Tujuan Anda tak akan tercapai dengan cara yang instan. Oleh karena itu, pahami benar bahwa di tengah tujuan ada proses yang panjang. Jangan sampai proses itu membuat Anda frustasi dan kembali putus asa.

7. Hargai keberhasilan
Jika ada tujuan Anda yang sudah tercapai, jangan ragu memberi penghargaan untuk diri sendiri. Caranya bisa beragam, misalnya membelikan sesuatu untuk diri sendiri, berlibur dan sebagainya.

8. Berpikir positif
Yang terakhir, jagalah motivasi yang telah Anda bangun dengan berpikiran positif. Pikiran positif akan membuat Anda lebih bersemangat menghadapi segala tantangan hidup.

Semoga sukses!


sumber : yahoo.com

Sabtu, 05 Mei 2012

Rumah Ampibi di Sungai Thames untuk Antisipasi Banjir Setinggi 2,5 m

Rumah Ampibi di Sungai Thames adalah suatu bangunan rumah yang memilki fungsi dan bentuk yang unik.
Bangunan ini didesain berfungsi untuk mengantisipasi banjir hingga setinggi 2,5 m.


Rumah Ampibi ini diciptakan oleh Asosiasi Arsitek Inggris. Rumah Ampibi ini diciptakan untuk mengantisipasi banjir diatas sungai Thames.

Desain rumah ini dibuat bisa mengambang ketika banjir datang dan ketinggian rumah otomatis naik bisa mencapai 2,5 m bila banjir besar datang dan akan kembali ke posisi awal ketika banjir surut.
 
Dengan disain ampibi ini makanya rumah bisa dibangun sangat dekat dengan pinggir sungai yaitu sekitar 10 m.

Direktur Asosiasi Arsitek, Richard Coutts menungkapkan "Rumah amfibi ini bekerja seperti marina. Penghuninya dapat hidup tenang tanpa perlu mengalami risiko apapun. Rumah ini bisa menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan iklim,"

Rumah Ampibi yang sudah disetujui oleh pemerintah Inggris ini didesain ramah lingkungan seperti bisa menyimpan air hujan dan jendela besar untuk mengurangi pemakaian lampu. Dan tamannya dibuat bertingkat yang juga bisa dijadikan sebagai indikator seberapa tinggi air meningkat.

Rumah Ampibi dengan tiga kamar tidur ini, memiliki rangka yang terbuat dari kayu. Selain itu, rumah yang unik dan revolusioner ini diperkuat dengan ruang bawah tanah.

Sayangnya memang, rumah ampibi ini ternyata memang lebih mahal untuk biayanya atau sekitar 20-25% lebih mahal dibandingkan rumah dengan pondasi biasa. 






Well, Bagaimana pendapat kalian ???
Akankah bangunan ini akan ada di Indonesia terutama di daerah-daerah yang rawan banjir ?????
Kita akan lihat nanti .....  :D

Cukup sekian post an dari saya. Mohon maaf atas segala kekurangan dari post an ini... 
Wassalam... ^_^


Sumber : kaskus.us
http://www.beritasatu.com/iptek/32139-arsitek-ciptakan-rumah-amfibi-untuk-atasi-banjir.html


.

Garasi-garasi Mewah & Canggih di Dunia

Bagaimana cara orang kaya mempergunakan uangnya ???
Tentu saja sebagian dari mereka menggunakannya untuk membeli rumah megah dan mobil mewah.

Namun tidak sampai situ, mereka juga menghabiskan uangnya untuk membuat sebuah garasi mobil yang canggih dan mewah, garasi ini dapat menahan beban hingga 10 ton atau 10.000 kg. Ide itu muncul sebagai upaya memberikan sebuah fasilitas khusus serta perlindungan untuk koleksi mobil-mobil eksostis yang bernilai miliaran juta rupiah.

Dilansir Automotto, Senin 20 Februari 2012, garasi lift cardok ini pernah diperkenalkan lewat film agen rahasia Inggris, James Bond. Lift cardok mampu menyembunyikan mobil di bawah tanah.

Adapun sistem kerja garasi tersembunyi ini menggunakan hidrolik, yang menggali sebuah lubang besar untuk menampung mobil. Secara otomatis, garasi akan terbuka dan mobil terangkat dari bawah tanah.

Selain mampu menampung mobil, sistem lift pada garasi ini juga dapat mengumpulkan air hujan untuk diserap ke bawah tanah tanpa merusak mobil. Semua itu dimungkinkan karena adanya sistem saluran ke selokan juga dirancang khusus.

Pembuatan garasi ini memakan biaya sekitar US$70.000 atau sekitar Rp632 juta. Untuk tipe Cardok Mono mampu menampung satu mobil dengan banderol US$61.000 atau sekitar Rp551 juta. Untuk lebih dari satu mobil menggunakan Multi Cardok, dengan harga US$72.000 atau sekitar Rp650 juta. Garasi ini dapat menahan beban hingga 10 ton atau 10.000 kg.

Berikut adalah foto garasi termewah yang di ambil dari Forbes dan Automotto.











Sumber : VIVAnews -